Kadis Dikbud Buka Lokakarya PSP Angkatan 2 Jeneponto

Irwan Tando
Kategori Berita: Sekolah Penggerak 09 September 2024 | Dibaca 259x Diposting oleh: Irwan Tando

Kadis Dikbud Buka Lokakarya PSP Angkatan 2 Jeneponto

JENEPONTO – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jeneponto, Uskar Baso, SH, MPd membuka Lokakarya PSP Angkatan 2 Jeneponto, Minggu (8/9/2024).

Lokakarya yang berlangsung di Aula SMPN 2 Binamu Jeneponto itu diikuti 115 peserta didampingi lima fasilitator.
 
Mereka adalah kepsek Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan guru sekolah 
penggerak angkatan ke-2 se Kabupaten Jeneponto. Mereka dikelompokkan dalam 
lima kelas.

Sekolah Penggerak itu berasal dari jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, dan 
SMA. Lima fasilitator dan tim dari BBGP Sulsel turut mendampingi mereka.

Selain di Jeneponto, kegiatan yang sama berlangsung juga di sejumlah  kabupaten dan kota se Sulawesi Selatan. Lokakarya berlangsung di 12 kabupaten/ kota.

Yakni; Makassar, Takalar, Luwu Timur, Luwu Utara, Toraja Utara, Selayar, Barru, Wajo, Soppeng, Sidrap, dan Pinrang.

Apresiasi Kegiatan BBGP

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Jeneponto Uskar 
Baso, SH MPd mengapresiasi kegiatan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) 
Sulsel.

Uskar Baso mengatakan, Pemerintah Kabupaten Jeneponto mengantisipasi 
kegiatan BBGP Sulsel dengan memberi dukungan teknis penyelenggaraan.

Kepada peserta lokakarya, Kadis Dikbud Jeneponto mengimbau agar 
memanfaatkan kegiatan itu menyerap ilmu dan memanfaatkannya di sekolah 
tempat mengabdi.

Dia juga mengatakan, Dinas Pendidikan Jeneponto senantiasa memberi 
bimbingan teknis kepada PAUD, SD, dan SMP sesuai kewenangan yang dimiliki.

Usai pembukaan, peserta mengikuti materi dari fasilitator dan kegiatan 
lain seperti berbagi pengalaman di kelas berbeda.

Berbagi Pengalaman

Selain menerima materi dari fasilitator selama lokakarya yang berlangsung 
sejak pagi hingga sore, peserta juga berbagi pengalaman dan tantangan 
setelah menjadi sekolah penggerak.

Seorang dari Kecamatan Bontoramba menyebut salah tantangan yang dihadapi 
adalah ketika ada siswa yang alfa karena harus membantu orangtuanya.

“Di musim tanam dan panen, ada beberapa siswa tidak masuk karena harus 
membantu orang di sawah,” kata beberapa guru. 

Sekolah Penggerak di daerah pesisir pun menghadapi hal serupa, banyak 
siswa yang alfa saat orangtua mereka penan rumput laut.

Kondisi itu membuat guru harus bisa memberi toleransi. Siswa biasaya alfa 
sekitar tiga hingga empat hari.

Tentang tantangan sekolah itu, salah seorang pengawas menjelaskan, kondisi 
itu sulit dihindari. Sebagai solusi mereka memotovasi siswa.

Mereka tetap tekun belajar mengikuti ketertinggalan pelajaran selama tidak 
hadir karena membantu orang tua. *

(Sumber Berita: Rusdi Embas)

Irwan Tando
Kategori Berita: Sekolah Penggerak 09 September 2024 | Dibaca 259x Diposting oleh: Irwan Tando

Komentar Anda

Agenda

  • Agenda
    🕔14 Juli 2022

    Bimtek Pelaksanaan Assesmen Diagnostik pada Satuan Pendidikan Pelaksana IKM Mandiri di Kab./Kota

  • Agenda
    🕔04 Juli 2022

    Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)

  • Agenda
    🕔25 Juni 2022

    Sosialisasi Aktivasi dan Pemanfaatan Akun Pembelajaran

  • Agenda
    🕔22 Juni 2022

    Refleksi Kegiatan Refleksi Implementasi Program PSP dan Digitalisasi Sekolah di Kab./Kota se Provinsi Sulawesi Selatan

  • Agenda
    🕔28 Oktober 2021

    Bimbingan Teknis Supervisi Satuan PAUD dan Dikmas Tahun 2021

Selengkapnya