Angka Buta Aksara Sulsel Diatas Rata-rata Nasional

Yulfien Pasapan
Kategori Berita: Pendidikan Masyarakat 23 September 2020 | Dibaca 1633x Diposting oleh: Yulfien Pasapan
Angka warga Sulawesi Selatan yang buta aksara masih sangat tinggi, bahkan bisa disebut berada di zona merah. Jumlahnya, mencapai 250.769 (4,49%) dari jumlah penduduk daerah ini. Di atas rata-rata nasional yang hanya 3,4 persen. Angka buta aksara secara nasional yang dirilis Direktorat Dikmas Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2018, sebanyak 3,4 juta (2,068%) dari penduduk negeri ini, sedangkan Sulsel 4,49%. 

Hal tersebut terungkap dalam pemaparan Pamong Belajar BP-PAUD dan Dikmas Provinsi Sulsel, Dra. Ridawati M.Pd, saat membawakan materi Konsep Pendidikan Keaksaraan pada Pelatihan Daring Teknik Keaksaraan bagi Krida Dikmas Satya Widya Budaya Bakti (SWBB) secara virtual, Selasa (22/9/2020). 

"Masih tingginya angka buta aksara di Sulsel itu, menjadi tugas kita bersama untuk menuntaskannya atau menguranginya," kata Ridawati. 

Model keaksaraan dengan pemberadayaan Krida Dikmas menurut Ridawati, diharapkan bisa membantu mengurangi buta aksara, khususnya di Sulawesi Selatan. Ridawati juga menyebut sejumlah kabupaten di Sulsel dengan angka buta aksara yang masih cukup tinggi. Toraja Utara merupakan kabupaten tertinggi angka buta aksaranya di Sulsel yakni 27,9%, menyusul Bantaeng (18,5%), Takalar (7,3%), Wajo (7,2%), Pangkep (6,3%), Maros (5,9%), dan Kabupaten Bone 5,0%. 

Pendidikan keaksaraan menurut Ridawati, merupakan layanan pendidikan agar yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung) bisa memiliki kemampuan dan keterampilan dalam bahasa Indonesia. Ada sejumlah alasan sehingga banyak warga yang buta aksara, di antaranya, karena biaya untuk ke sekolah tinggi. Bisa juga dari sisi ekonomi mereka berpikir lebih baik bekerja dibandingkan harus ikut pendidikan. 

Sasaran pemberantasan buta aksara ini menurut Ridawati adalah mereka yang berusia 15-59 tahun yang non-calistung, tidak sekolah atau DO kelas 1-3 sehingga tak bisa calistung. Setelah mengikuti pendidikan dan dinyatakan lulus, mereka akan diberi Sukma atau Surat Keterangan Melek Aksara. 

Pelatihan Daring Teknik Keaksaraan bagi Krida Dikmas Satya Widya Budaya Bakti (SWBB) tersebut dibuka secara virtual oleh Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan Dikmas) Provinsi Sulawesi Selatan, Arman Agung. Moderator Arman Taufik menyebut, pelatihan secara daring tersebut diikuti 20 anggota Saka Widya Budaya Bakti Gowa dan sejumlah Pamong Belajar BP-PAUD dan Dikmas Provinsi Sulawesi Selatan.



(Sumber Berita: Rusdi Embas)

Yulfien Pasapan
Kategori Berita: Pendidikan Masyarakat 23 September 2020 | Dibaca 1633x Diposting oleh: Yulfien Pasapan

Komentar Anda

Agenda

  • Agenda
    🕔14 Juli 2022

    Bimtek Pelaksanaan Assesmen Diagnostik pada Satuan Pendidikan Pelaksana IKM Mandiri di Kab./Kota

  • Agenda
    🕔04 Juli 2022

    Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)

  • Agenda
    🕔25 Juni 2022

    Sosialisasi Aktivasi dan Pemanfaatan Akun Pembelajaran

  • Agenda
    🕔22 Juni 2022

    Refleksi Kegiatan Refleksi Implementasi Program PSP dan Digitalisasi Sekolah di Kab./Kota se Provinsi Sulawesi Selatan

  • Agenda
    🕔28 Oktober 2021

    Bimbingan Teknis Supervisi Satuan PAUD dan Dikmas Tahun 2021

Selengkapnya