Buku Panduan KIA Jadi Data Primer Tumbuh Kembang Anak 0-6 Tahun Ditjen PAUD Dikdasmen Terbitkan SE Kesiapan Bersekolah
PAUDPEDIA - Buku panduan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan buku data primer anak usia dini yang berisi informasi dan catatan kesehatan selama hamil, melahirkan sampai anak usia 6 tahun yang telah diperbarui diterbitkan Kementerian Kesehatan RI. Isi buku tersebut sangat penting untuk memantau kesehatan dan mencatat adanya kondisi kelainan pada ibu dan anak. Dengan mencatat di buku ini, orangtua atau ibu bisa memantau perkembangan janin dan melihat kemungkinan cacat lahir pada bayi. Calon ibu bisa mendapat buku ini dari Puskesmas, Bidan, atau rumah sakit tempat konsultasi selama kehamilan.
"Semua sudah ada di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang terbaru, dari sejak hamil sampai anak usia 2 tahun informasi seperti pola asuh tersedia. Saya mengajak kepada orangtua dan calon orangtua untuk mau membaca buku KIA yang terbaru, paling tidak ada di dua halaman yakni persiapan MPASI (Makanan Pendamping ASI) dan stimulasi, karena dua hal ini penting sekali," ujar dr. MN Ardi Santoso, SpA, M.Kes ketika menjadi pembicara dalam Forum Jurnalis Perwakilan BKKBN.
Menurut Ardi, dokter spesialis anak dari RS Kasih Ibu Surakarta yang juga seorang edukator dan content creator, file buku ini bisa dengan mudah sekali didapat di internet dan tinggal cari dan unduh. "Saya tahu bapak ibu enggan atau bahkan tidak mau kalau searching hal seperti ini di internet tapi lebih tertarik hal lain seperti gosip artis dan hiburan lainnya," tambahnya.
Dokter Ardi mengatakan MPASI sekarang ini tidak ada yang sulit karena bisa dibuat dari makanan keluarga, yakni makanan yang dimakan oleh anggota keluarga lain tapi tentunya teksturnya harus menyesuaikan dengan makanan bayi. Selain itu juga MPASI bisa dibuat khusus sendiri dari bahan mentah atau masak khusus untuk bayi.
Menurutnya saat ini juga menu tunggal untuk MPASI sudah tidak lagi disarankan. Bahkan dokter ardi menyampaikan bahwa gula, garam dan bumbu-bumbu juga boleh ditambahkan tentunya dengan takaran yang wajar dan seperlunya.
"Sampai saat ini masih banyak ditemui untuk MPASI misalnya hanya diberikan pisang dikerok saja, kasihan anaknya," tegas Ardi.
Ardi menambahkan bahwa edukasi pada orangtua menjadi sangat penting untuk mencegah stunting. "Usia anak 4-6 bulan adalah masa rawan karena pada masa ini MPASI sangat berperan penting untuk mendukung nutrisi yang diperoleh dari ASI. Kalau proses MPASI nya bermasalah ini akan menjadikan anak seperti susah makan dan pilih-pilih makan," katanya.
Sementara itu terkait upaya percepatan penurunan stunting Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Drg. Widwiono, M.Kes menjelaskan, "Saat ini angka stunting di Jateng menurut SSGI 2021 sudah turun di angka 20,9%. Dibandingkan provinsi lain di Pulau jawa, Provinsi Jawa Tengah paling baik penurunannya, kami menargetkan tahun ini bisa turun 3,5 persen dan tahun 2023 turun lagi 3,5 persen," jelasnya.
Untuk mewujudkan target tersebut, menurut Widwiono, BKKBN terus melakukan koordinasi program percepatan penurunan stunting ke stakeholder terkait agar pendekatan spesifik dan sensitif dalam penanganan stunting dapat tepat sasaran dan diterima oleh masyarakat khususnya. Media massa, juga merupakan salah satu penopang sosialisasi berbagai program pemerintah termasuk Program Bangga Kencana.
Kesiapan Bersekolah
Kesiapan bersekolah tidak sekadar bagaimana mempersiapkan tas yang penuh dengan buku dan mepersiapkan seragam sekolah, serta apakah ada peralatan sekolah yang tertinggal saat bersekolah nanti. Kesiapan bersekolah lebih dalam daripada itu, kesiapan bersekolah itu adalah dimana anak siap untuk memasuki jenjang berikutnya, dimana anak kemudian siap lahir batin secara sosial, emosional dan fisik motoriknya. Namun juga bukan saja anak yang harus siap, akan tetapi juga orang tua dan sekolahnya.
Demikian dikatakan Donna Paramita, Kordinator pelaksana Program Kesiapan Bersekolah (KBS) Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Analis Pelaksana Kurikulum. Saat Poadcast PAUD Pedia Season 2 episode 8- Kesiapan Bersekolah, Jembatan Menuju Sumber Daya Manusia Berkualitas.
Surat Edaran Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) bahwa kesiapan sekolah itu harus dimaknai secara holistik berupa kemampuan kognitif sosial emosional dan juga psikomotorik dan juga salah satu ke akhir adalah integratif berupa proses yang berkelanjutan di mana tanggung jawabnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, satuan PAUD, SD dan juga keluarga dan masyarakat.
Oleh sebab itu dalam surat edaran tersebut menghimbau kepada seluruh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota untuk mendorong terbentuknya forum komunikasi PAUD dan SD yang menjadi wadah untuk berkoordinasi dan berkomunikasi. Antara pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dan juga sekolah dasar yang nantinya diharapkan akan memperoleh keselarasan pendekatan pembelajaran antara PAUD dan SD sehingga akan menghasilkan atau menimbulkan sikap positif dalam belajar.
Analis Kebijakan Direktorat SD, Kurniawan mengatakan didalam forum komunikasi terdiri dari beberapa unsur terkait yang yang berkaitan denganPAUD, termasuk juga dinas Pendidikan dan juga bunda PAUD dan juga di situ juga ada dalam forum komunikasi tersebut ada guru SD kelas rendah yaitu kelas 1 dan kelas 2 lalu ada guru PAUD lalu ada orang tua murid PAUD dan SD lalu ada organisasi mitra PAUD dan organisasi mitra SD yang kemudian kami berharap di dalam forum komunikasi tersebut terjadi diskusi kemudian mengambil suatu keputusan bawah strategi pembelajaran seperti apa yang pas untuk anak usia 6 sampai 8 tahun.
Ditambahkan dengan adanya kebijakkan sistem zonasi pendidikan yang telah diterbitkan oleh Kemdikbud Ristek setiap anak bisa masuk sekolah ke yang terdekat dengan rumahnya, anak-anak itu bisa masuk ke sekolah dasar yang dekat dengan rumahnya jadi tidak dilihat apakah dari hasil tes atau apa tetapi anak ini berdasarkan jarak dari rumah ke sekolah di situlah dia sekolah apa namanya bersekolah diterima sekolahnya.
Sehingga memang pendidikan bagi anak-anak di SD, terutama di kelas awal ini tidak diperlukan semacam tes dari sisi calistung atau apa aja. tapi yang penting bahwa para guru para pendidik di sekolah dasar itu mengetahui bakat dan potensi anak. Sehingga ketika dia membimbing dan mendidik anak-anak yang baru masuk ini, dengan cara yang benar yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Jadi para Didik di kelas awal ini kami sangat berharap bahwa bapak Ibu guru itu bisa mengetahui karakteristik anak potensi anak itu seperti apa ketika mendidik dan membimbingnya itu bisa tepat sehingga anak bisa nyaman di sekolah merasa sangat diperhatikan oleh bapak Ibu gurunya, kata Kurniawan.
Setidaknya ada tiga hal yang harus dipersiapkan untu anak agar siap memasuki jenjang pendidikan berikutnya, yaitu : Pertama tentu tentu saja anak itu sendiri, yang kedua orang tua sebagai stimulasi terbesar dalam hidup anak yang ketiga adalah sekolah atau guru. Oleh sebab itu kami berharap semua belah pihak bekerjasama bersama-sama, kemudian memahami meluruskan persepsi yang kemudian menghasilkan suatu hal yang baik.
Menutup materinya Dona berpesan agar para orang tua dalam mempersiapkan anak bersekolah dan mendidik anak, agar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Karena zaman terus berkembang dan tantangan setiap zamannya berbeda, ujar Dona.
Penulis : Fariz dan Eko
Editor : Eko
(Sumber Berita: https://paudpedia.kemdikbud.go.id/)
"Semua sudah ada di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang terbaru, dari sejak hamil sampai anak usia 2 tahun informasi seperti pola asuh tersedia. Saya mengajak kepada orangtua dan calon orangtua untuk mau membaca buku KIA yang terbaru, paling tidak ada di dua halaman yakni persiapan MPASI (Makanan Pendamping ASI) dan stimulasi, karena dua hal ini penting sekali," ujar dr. MN Ardi Santoso, SpA, M.Kes ketika menjadi pembicara dalam Forum Jurnalis Perwakilan BKKBN.
Menurut Ardi, dokter spesialis anak dari RS Kasih Ibu Surakarta yang juga seorang edukator dan content creator, file buku ini bisa dengan mudah sekali didapat di internet dan tinggal cari dan unduh. "Saya tahu bapak ibu enggan atau bahkan tidak mau kalau searching hal seperti ini di internet tapi lebih tertarik hal lain seperti gosip artis dan hiburan lainnya," tambahnya.
Dokter Ardi mengatakan MPASI sekarang ini tidak ada yang sulit karena bisa dibuat dari makanan keluarga, yakni makanan yang dimakan oleh anggota keluarga lain tapi tentunya teksturnya harus menyesuaikan dengan makanan bayi. Selain itu juga MPASI bisa dibuat khusus sendiri dari bahan mentah atau masak khusus untuk bayi.
Menurutnya saat ini juga menu tunggal untuk MPASI sudah tidak lagi disarankan. Bahkan dokter ardi menyampaikan bahwa gula, garam dan bumbu-bumbu juga boleh ditambahkan tentunya dengan takaran yang wajar dan seperlunya.
"Sampai saat ini masih banyak ditemui untuk MPASI misalnya hanya diberikan pisang dikerok saja, kasihan anaknya," tegas Ardi.
Ardi menambahkan bahwa edukasi pada orangtua menjadi sangat penting untuk mencegah stunting. "Usia anak 4-6 bulan adalah masa rawan karena pada masa ini MPASI sangat berperan penting untuk mendukung nutrisi yang diperoleh dari ASI. Kalau proses MPASI nya bermasalah ini akan menjadikan anak seperti susah makan dan pilih-pilih makan," katanya.
Sementara itu terkait upaya percepatan penurunan stunting Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Drg. Widwiono, M.Kes menjelaskan, "Saat ini angka stunting di Jateng menurut SSGI 2021 sudah turun di angka 20,9%. Dibandingkan provinsi lain di Pulau jawa, Provinsi Jawa Tengah paling baik penurunannya, kami menargetkan tahun ini bisa turun 3,5 persen dan tahun 2023 turun lagi 3,5 persen," jelasnya.
Untuk mewujudkan target tersebut, menurut Widwiono, BKKBN terus melakukan koordinasi program percepatan penurunan stunting ke stakeholder terkait agar pendekatan spesifik dan sensitif dalam penanganan stunting dapat tepat sasaran dan diterima oleh masyarakat khususnya. Media massa, juga merupakan salah satu penopang sosialisasi berbagai program pemerintah termasuk Program Bangga Kencana.
Kesiapan Bersekolah
Kesiapan bersekolah tidak sekadar bagaimana mempersiapkan tas yang penuh dengan buku dan mepersiapkan seragam sekolah, serta apakah ada peralatan sekolah yang tertinggal saat bersekolah nanti. Kesiapan bersekolah lebih dalam daripada itu, kesiapan bersekolah itu adalah dimana anak siap untuk memasuki jenjang berikutnya, dimana anak kemudian siap lahir batin secara sosial, emosional dan fisik motoriknya. Namun juga bukan saja anak yang harus siap, akan tetapi juga orang tua dan sekolahnya.
Demikian dikatakan Donna Paramita, Kordinator pelaksana Program Kesiapan Bersekolah (KBS) Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Analis Pelaksana Kurikulum. Saat Poadcast PAUD Pedia Season 2 episode 8- Kesiapan Bersekolah, Jembatan Menuju Sumber Daya Manusia Berkualitas.
Surat Edaran Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) bahwa kesiapan sekolah itu harus dimaknai secara holistik berupa kemampuan kognitif sosial emosional dan juga psikomotorik dan juga salah satu ke akhir adalah integratif berupa proses yang berkelanjutan di mana tanggung jawabnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, satuan PAUD, SD dan juga keluarga dan masyarakat.
Oleh sebab itu dalam surat edaran tersebut menghimbau kepada seluruh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota untuk mendorong terbentuknya forum komunikasi PAUD dan SD yang menjadi wadah untuk berkoordinasi dan berkomunikasi. Antara pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dan juga sekolah dasar yang nantinya diharapkan akan memperoleh keselarasan pendekatan pembelajaran antara PAUD dan SD sehingga akan menghasilkan atau menimbulkan sikap positif dalam belajar.
Analis Kebijakan Direktorat SD, Kurniawan mengatakan didalam forum komunikasi terdiri dari beberapa unsur terkait yang yang berkaitan denganPAUD, termasuk juga dinas Pendidikan dan juga bunda PAUD dan juga di situ juga ada dalam forum komunikasi tersebut ada guru SD kelas rendah yaitu kelas 1 dan kelas 2 lalu ada guru PAUD lalu ada orang tua murid PAUD dan SD lalu ada organisasi mitra PAUD dan organisasi mitra SD yang kemudian kami berharap di dalam forum komunikasi tersebut terjadi diskusi kemudian mengambil suatu keputusan bawah strategi pembelajaran seperti apa yang pas untuk anak usia 6 sampai 8 tahun.
Ditambahkan dengan adanya kebijakkan sistem zonasi pendidikan yang telah diterbitkan oleh Kemdikbud Ristek setiap anak bisa masuk sekolah ke yang terdekat dengan rumahnya, anak-anak itu bisa masuk ke sekolah dasar yang dekat dengan rumahnya jadi tidak dilihat apakah dari hasil tes atau apa tetapi anak ini berdasarkan jarak dari rumah ke sekolah di situlah dia sekolah apa namanya bersekolah diterima sekolahnya.
Sehingga memang pendidikan bagi anak-anak di SD, terutama di kelas awal ini tidak diperlukan semacam tes dari sisi calistung atau apa aja. tapi yang penting bahwa para guru para pendidik di sekolah dasar itu mengetahui bakat dan potensi anak. Sehingga ketika dia membimbing dan mendidik anak-anak yang baru masuk ini, dengan cara yang benar yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Jadi para Didik di kelas awal ini kami sangat berharap bahwa bapak Ibu guru itu bisa mengetahui karakteristik anak potensi anak itu seperti apa ketika mendidik dan membimbingnya itu bisa tepat sehingga anak bisa nyaman di sekolah merasa sangat diperhatikan oleh bapak Ibu gurunya, kata Kurniawan.
Setidaknya ada tiga hal yang harus dipersiapkan untu anak agar siap memasuki jenjang pendidikan berikutnya, yaitu : Pertama tentu tentu saja anak itu sendiri, yang kedua orang tua sebagai stimulasi terbesar dalam hidup anak yang ketiga adalah sekolah atau guru. Oleh sebab itu kami berharap semua belah pihak bekerjasama bersama-sama, kemudian memahami meluruskan persepsi yang kemudian menghasilkan suatu hal yang baik.
Menutup materinya Dona berpesan agar para orang tua dalam mempersiapkan anak bersekolah dan mendidik anak, agar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Karena zaman terus berkembang dan tantangan setiap zamannya berbeda, ujar Dona.
Penulis : Fariz dan Eko
Editor : Eko
(Sumber Berita: https://paudpedia.kemdikbud.go.id/)